Selasa, 10 Januari 2012

Ditinggal Pasangan Bisa Picu Kematian

Kesedihan mendalam meningkatkan risiko kematian hingga 53 persen.

 
Hati-hati, jangan terlalu lama tenggelam dalam duka patah hati. Seseorang yang ditinggal pasangannya, berisiko 21 kali lebih besar, mengalami serangan jantung yang bisa memicu kematian.

Kurang tidur, 'badai' stres, tak nafsu makan, dan kondisi jiwa yang tertekan, dengan mudah membuat seseorang berisiko tinggi mengalami serangan jantung.

Ini merupakan kesimpulan penelitian yang dilakukan tim dari Harvard Medical School di Amerika Serikat. Mereka meneliti orang-orang, yang pasangannya meninggal dunia.

Pada hari pertama kematian pasangan, risiko serangan jantung meningkat 21 kali dan enam kali pada minggu pertama. Studi ini adalah penelitian pertama yang fokus pada risiko serangan jantung, pada hari dan minggu pertama, setelah orang terdekatnya meninggal dunia.

"Penyedia layanan kesehatan perlu memberikan perhatian pada seseorang yang ditinggal. Kedukaan yang mendalam membuat mereka pada minggu dan hari pertama, berisiko tinggi mengalami serangan jantung," kata Dokter Murray Mittleman, ahli jantung dari Harvard Medical School, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk.

Berduka karena pasangan meninggal dunia, bisa jadi risiko kematian jangka panjang. Yaitu, mencapai 53 persen yang bisa dipicu stroke dan penyakit jantung.

Stres psikologis karena ditinggal pasangan, menurut peneliti, membuat detak jantung dan tekanan darah meningkat. Termasuk memicu penggumpalan darah yang berujung pada serangan jantung. (pie)
• VIVAnews

Arsip Blog