Jumat, 28 Oktober 2011

Gereja Katolik Jerman Bisnis Majalah Porno



elama 10 tahun, umat Katolik Jerman protes, tapi tidak ada perubahan.




Gereja Katolik di Jerman dilaporkan mendapatkan keuntungan miliaran euro dari penjualan ribuan buku porno berbagai judul. Umat Katolik Jerman telah berulangkali memprotes, tapi tidak ada perubahan.

Dilansir dari harian Jerman Die Welt, Jumat 28 Oktober 2011, keuntungan tersebut berasal dari perusahaan media terbesar Jerman, Weltbild. Perusahaan ini memproduksi buku, DVD, musik, dan yang terakhir, materi pornografi.

Tidak ada yang tahu siapa pemilik Weltbild sebelum laporan Buchreport mengatakan bahwa perusahaan dengan penjualan terbesar setelah Amazon ini dimiliki 100 persen oleh Gereja Katolik.
Perusahaan media ini membawahi Blue Panther Books yang khusus mencetak materi pornografi. Tercatat, sekitar 2.500 judul buku erotis terdapat pada katalog online mereka. Di antara judul-judulnya adalah Anwaltshure (Pengacara Pelacur), Vogelbar (Dapat Digagahi) danSchlampen-Internat (Pelacur Asrama).
Tidak hanya perusahaan ini, Gereja Katolik Jerman juga dilaporkan memiliki 50 persen saham pada perusahaan percetakan Droemer Knaur, yang juga memproduksi majalah dewasa.

Saat ini, perusahaan Weltbild yang berbasis di Augsburd mempekerjaan sekitar 6.400 orang, dan menjadi salah satu perusahaan terbesar Jerman. Weltbild juga menguasai 20 persen pasar buku negara tersebut.
Keuntungan tahunannya juga fantastis, mencapai 1,7 miliar euro atau sekitar Rp21,1 triliun. Die Welt menuliskan bahwa keuntungan ini akan semakin bertambah jika Weltbild meneruskan menjual materi pornografi.

Beberapa komunitas Katolik yang mengetahui hal ini sejak lama, selama 10 terakhir telah berusaha memberitahu pihak gereja mengenai aktivitas perusahaan yang mereka miliki. Bahkan pada tahun 2008, kelompok ini mengirimkan 70 halaman dokumen berisikan bukti-bukti produksi pornograsi WeltBild kepada semua uskup di keuskupan Jerman.

Kelompok ini mengaku berang saat yang mereka terima adalah jawaban yang menurut mereka munafik. "Weltbild mencoba untuk menghindari distribusi konten pornografi," kata salah seorang juru bicara gereja.

[VIVAnews] 

Arsip Blog